Periodisasi
Masa
prasejarah Jerman dianggap sebagai masa sebelum kedatangan bangsa Romawi yang kemudian menuliskan berbagai catatan mengenai wilayah itu.
Catatan sejarah mengenai wilayah yang sekarang disebut Jerman dimulai sejak adanya laporan-laporan
Romawi dan
Yunani mengenai kaum
biadab ("Barbar") yang mendiami bagian utara
Pegunungan Alpen. Masa ini dapat disebut sebagai era
protosejarah.
Era sejarah dimulai sejak abad ke-5, biasa dinamakan
Abad Pertengahan oleh sejarawan Eropa. Pada masa ini, panggung sejarah didominasi oleh suatu
federasi longgar berbagai kaum
feodal yang dikenal sebagai
Kekaisaran Suci Romawi, yang membentang selama hampir 10 abad, dari abad ke-9 sampai tahun 1806. Pada masa kejayaannya, teritori kekaisaran ini mencakup wilayah modern
Jerman,
Austria,
Slovenia,
Ceko,
Polandia Barat,
Perancis timur,
Swiss, dan
Italia utara modern. Setelah pertengahan abad ke-16, ketika kehilangan banyak teritori bangsa non-Jerman, kekaisaran ini disebut sebagai "Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman".
Prasejarah Jerman
Rekonstruksi
Homo heidelbergensis.
Di saat Zaman Es mulai berakhir, sekitar 30.000 tahun yang lalu, wilayah daratan Jerman boleh dikatakan tidak berpenghuni karena tidak mampu mendukung kehidupan.
Tanda-tanda penghuni baru muncul setelahnya, dengan berbagai temuan yang diduga berasal dari peninggalan
manusia Cro-Magnon. Perkembangan peradaban dengan tingkat budaya Batu Baru (
Neolitikum) dibawa penghuni-penghuni selanjutnya. Mereka diketahui telah mengenal perladangan, peternakan, dan mulai menetap. Selanjutnya ditemukan sisa-sisa perkembangan kemampuan perundagian (ditemukan lembaran logam dengan sapuan emas dari masa Zaman Perunggu dan gambaran langit di
Sachsen-Anhalt. Peninggalan berusia 2000 tahun SM ini menunjukkan adanya pengetahuan
astronomi dasar.
Jerman pra-Romawi
Memasuki periode
protosejarah Jerman — di kala berita-berita luar menyebut tentang adanya bangsa lain (Jerman), tetapi belum ada sumber langsung dari yang bersangkutan —, sumber-sumber
Yunani Kuno dari sekitar abad ketiga Sebelum Masehi menyebut ada bangsa barbar (biadab) yang menghuni wilayah barat Sungai Rhein sebagai "orang
Kelt" dan yang menghuni sisi timur (atau tepatnya di utara Laut
Hitam) sebagai "orang
Skythia". Poseidonios dari Yunani (sekitar tahun 80 SM) yang pertama kali menyebut mengenai "orang
Jerman" yang menghuni wilayah di antara hunian orang Kelt dan Skythia. Ketiga penggolongan ini kemudian dipakai oleh
Julius Caesar.
Dari hasil peninggalan arkeologi, orang
Kelt diketahui telah menghuni sisi timur Rhein di bagian hulu dan tengah Jerman (
Baden-Wuerttemberg,
Bayern, serta
Hessen) pada masa pra-
Romawi (sampai paruh kedua abad I Sebelum Masehi, sebelum serangan Julius Caesar). Sisa-sisa peninggalan pemukiman mereka ditemukan di daerah tepian Sungai Neckar, Rhein,
Lahn, dan sebagainya. Temuan itu berupa berbagai peralatan sehari-hari dan artefak-artefak pemujaan ditemukan, namun tidak dijumpai sisa-sisa bangunan.
Orang Jermanik kebanyakan menghuni bagian utara, setelah mereka bermigrasi dari
Skandinavia. Pada masa selanjutnya, tidak jarang kemudian orang Jermanik dan Kelt hidup berdampingan, terbukti dari adanya berbagai peninggalan dari kedua kebudayaan ini pada usia yang sama di suatu tempat.
Wilayah Jerman di bawah Kekaisaran Romawi
Masih dalam lingkup protosejarah, menjelang era modern (Masehi) Kekaisaran Romawi meluaskan pengaruhnya ke wilayah barat daratan Eropa. Politik ekspansi
Julius Caesar ini dimulai tahun 55 SM, dan diteruskan oleh
Octavianus Augustus setelah Julius dibunuh tahun 44 SM. Daerah tepi barat Sungai Rhein ditaklukkan pada paruh akhir abad pertama Sebelum Masehi. Kaum penakluk ini lalu mendirikan koloni-koloni seperti
Colonia Augustus (Trier),
Moguntiacum (Mainz),
Civitas Nemetum (Speyer),
Argentoratum (atau Argentina, sekarang Strasbourg),
Colonia Claudia Ara Agrippinensium (atau
Colonia Agrippina, sekarang Köln),
Xanten, dan
Novio Magus (Nijmegen). Ekspansi ke dataran timur Rhein hingga
Sungai Elba mulai dijalankan pada tahun 12 SM
puak-puak Jermanik yang tersebar dan kurang terorganisasi ini dengan relatif mudah ditaklukkan. Pada peralihan era, berdirilah Provinsi
Germania. Garnisun-garnisun Romawi didirikan pada masa ini, dan proses Romanisasi mulai dilakukan, seperti mendirikan kota di
Waldgirmes, dekat
Wetzlar, sekarang. Orang Romawi menjalankan strategi
devide et impera terhadap suku-suku Jermanik yang memang senang berperang satu sama lain lalu mengangkat pemimpin suku yang tunduk sebagai pegawai kerajaan/militer.
Perlawanan Arminius dan pengaruh Romawi
Salah satu di antara banyak pemimpin Germanik itu adalah
Arminius (
Hermann der Cherusker, menurut
Martin Luther), dari suku
Cheruski. Ia diangkat sebagai perwira pasukan Romawi dan bertugas di beberapa medan pertempuran di wilayah Eropa timur. Ketika ia kembali pada tahun 8
Masehi, ia membentuk pasukan koalisi Jermanik dan menyerang pasukan Romawi di bagian barat
Provinsi Germania. Koalisi ini paling tidak terdiri dari gabungan 11 suku, dari sekitar 40-an suku Germanik yang menghuni provinsi itu. Pertempuran pertama terjadi pada tahun 9 M, yang mengakibatkan gugurnya jendral Romawi,
Quinctilius Varus, dan kepalanya dipenggal. Pertempuran-pertempuran berikutnya terjadi hingga 16 Masehi, yang berakhir dengan mundurnya pasukan Romawi ke bagian barat Sungai Rhein dan sejak saat itu tepi timur Rhein tetap dikuasai oleh puak-puak Germanik. Oleh para ahli sejarah Romawi (misalnya
Tacitus) maupun Jerman masa kini, Arminius sering dianggap sebagai "Sang Pembebas Jerman", meskipun ada yang berteori bahwa motivasi perlawanan sebenarnya adalah kekuasaan semata, dalam persaingan kekuasaan dengan pemimpin Jermanik lainnya.
Sepeninggal Arminius (21 M), yang menurut Tacitus "dibunuh oleh saudaranya", suku-suku Germanik kembali saling berperang hingga orang Romawi kembali dapat menguasai wilayah selatan dan barat dan mendirikan Provinsi
Germania Inferior ("Germania Hilir"),
Germania Superior ("Germania Hulu"), dan
Raetia. Selain itu, orang Romawi membangun tembok panjang (dikenal sebagai "
Limes") untuk membatasi wilayahnya dan melindungi diri dari serangan-serangan kaum Jermanik. Sisa-sisa Limes ini masih dapat ditemukan pada masa sekarang, memanjang dari tepi Sungai Rhein di Hessen sebelah barat hingga di dekat Passau di Bayern. Sisa-sisa Limes sekarang menjadi Warisan Dunia UNESCO.
Pada masa inilah budaya Romawi diadopsi oleh puak-puak Germanik, baik yang tinggal di dalam maupun di luar wilayah taklukan. Banyak kata-kata Romawi dipinjam ke dalam bahasa-bahasa Jerman. Selain itu, orang-orang Jermanik mulai mampu mengorganisasi diri secara politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar