Lanjutan Sejarah Amerika
Abad ke-19
Pemerintahan Jefferson
Jefferson berhasil mengalahkan Adams pada pemilu tahun 1800. Salah satu hal penting yang dilakukannya sebagai presiden adalah membeli Louisiana dari Perancis. Jefferson mengirimLewis dan Clark melalui Ekspedisi Lewis dan Clark untuk memetakan Pembelian Louisiana. Jefferson amat meyakini republikanisme dan berpendapat bahwa prinsip tersebut harus berbasis petani dan pekebun yeoman.
Pesaing utama Jefferson adalah
John Marshall, seorang Federalis dari Virginia. Marshall berhasil mendefinisikan fungsi
Mahkamah Agung, khususnya kekuasaan untuk menolak hukum Kongres yang menyalahi Konstitusi, yang pertama kali ditetapkan pada 1803 dalam
Marbury v. Madison.
Presiden Jefferson juga berusaha menghentikan perdagangan dengan Inggris dan Perancis, yang sedang terlibat dalam perang. Perang meletus antara Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1812 ketika
James Madison menjabat sebagai presiden. Perang ini disebut
Perang 1812. Perang ini berakhir setelah Amerika Serikat memperoleh kemenangan menetukan dalam
Pertempuran New Orleans, dan disepakatinya
Perjanjian Ghent.
Perbudakan
Salah satu masalah pada periode ini adalah
perbudakan. Negara-negara bagian di
Selatan Atas sempat melakukan pembebasan banyak budak namun kebutuhan tenaga kerja untuk perkebunan besar membuat perbudakan kembali meningkat. Pada tahun 1861, lebih dari tiga juta orang Afrika-Amerika menjadi budak di Selatan. Sebagian besar bekerja memetik kapas di perkebunan besar. Selatan ingin agar perbudakan tetap ada, sementara Utara berusaha mengakhirinya.
Era Perasaan Baik
Sebagai penentang perang, kelompok Federalis menggelar
Konvensi Hartford pada 1814 yang mengisyaratkan pemisahan, namun pengaruh mereka melemah setelah kemenangan Amerika di New Orleans. Sementara itu pemerintah, setelah sebelumnya menutup Bank Amerika Serikat, memutuskan untuk mendirikan
Bank Kedua Amerika Serikat pada 1816.
Setelah Perang 1812, Amerika mengakhiri
Sistem Partai Pertama dan mengalami "
Era Perasaan Baik" di bawah kepemipinan Presiden James Madison dan
James Monroe. Di bawah Monroe, kebijakan Amerika Serikat di Amerika Utara adalah
Doktrin Monroe, yang menyatakan bahwa benua Amerika tidak boleh lagi dijajah oleh negara-negara Eropa.Ini adalah momen yang menentukan dalam
kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Pada masa ini pula, Kongres meminta "sistem Amerika", yaitu dengan menghabiskan dana untuk perbankan,
transportasi, dan
komunikasi, agar kota-kota menjadi lebih besar dan pabrik-pabrik dibangun. Salah satu proyek transportasi besar pada masa ini adalah
Kanal Erie di New York. Pada tahun 1840-an, jalur kereta api juga dibangun. Ribuan mil jalur kereta dan
telegraf telah dibangun di Amerika Serikat pada tahun 1860.
Pemindahan Indian
Pada 1830, Kongres mengeluarkan Undang-Undang Pemindahan Indian, yang memaksa suku Indian di kawasan timur untuk berpindah ke wilayah barat di seberang Sungai Mississippi.[70]Sementara kelompok demokrat Jackson menuntut pemindahan paksa suku Indian yang menolak mengakui hukum negara ke Barat. Kelompok Whig dan keagamaan menganggap bahwa tindakan tersebut tak manusiawi, seperti terlihat pada Jejak Air Mata
Abolisionisme\
Setelah 1840, gerakan abolisionisme menggalang banyak dukungan, terutama di kalangan perempuan relijius di Timur Laut yang dipengaruhi oleh
Gerakan Kebangunan Rohani Kedua, yang dimulai pada 1800-an di
New York.
\ Gerakan Kebangunan Rohani berkaitan erat dengan gerakan anti perbudakan di Amerika Serikat.
\ William Lloyd Garrison menerbitkan surat kabar antiperbudakan yang paling berpengaruh, yaitu
The Liberator, sedangkan
Frederick Douglass, seorang mantan budak, mulai menulis di surat kabar tersebut sekitar 1840 lalu mendirikan surat kabar abolisionisnya sendiri,
North Star pada 1847.
Perluasan ke Barat
Penduduk dan wilayah Amerika Serikat mengalami perkembang pesat, dan banyak penduduk yang melakukan migrasi ke barat. Mereka berpindah ke sebelah barat
Sungai Mississippidan
Pegunungan Rocky pada masa ini. Orang-orang pertama yang pindah ke Barat adalah orang yang menjual kulit binatang. "
Thesis Perbatasan" yang amat berpengaruh menyatakan bahwa perbatasan barat membentuk karakter Amerika Serikat. Pada tahun 1840-an, banyak orang pindah ke
Oregon, dan semakin banyak orang yang pindah ke Barat setelah
Demam Emas California tahun 1849. Sejak awal 1830-an hingga 1869,
Jalur Oregon dan banyak cabangnya digunakan oleh lebih dari 300.000 pemukim. Sementara Penduduk asli Amerika semakin terdesak oleh peristiwa seperti pengusiran. Selain
Jejak Air Mata, peristiwa penting terkait pengusiran suku Indian adalah
Perang Black Hawk.
Industrialisasi dan ekspansi
Industri di Amerika Serikat juga berkembang. Banyak pabrik dibangun di kota-kota timur laut seperti
Lowell, Massachusetts. Kebanyakan pabrik memproduksi pakaian. Sebagian besar pekerja di pabrik adalah perempuan, dan sebagian merupakan anak-anak dari
Irlandia dan
Jerman.
[82][83] Meskipun mengalami industrialisasi, mata pencaharian sebagian besar penduduk Amerika pada saat itu adalah petani.
Andrew Jackson terpilih sebagai presiden pada tahun 1828. Sebagian besar pendukungnya merupakan orang miskin yang tidak pernah memilih sebelumnya, sehingga ia memberi mereka pekerjaan sebagai "hadiah". Selain itu, ia juga menetapkan pajak impor tinggi yang tidak disukai oleh Selatan.
[85] Wakil presiden Jackson,
John C. Calhoun, yang berasal dari Selatan, menulis bahwa Selatan sebaiknya menghentikan kebijakan tersebut dan meninggalkan Amerika Serikat.
Pada masa ini pula muncul Manifest Destiny.
Daniel Walker Howe berpendapat bahwa, "Meskipun imperialisme Amerika tidak mencerminkan konsensus Amerika; hal tersebut memicu perbedaan pendapat dalam peemrintahan nasional." Manifest Destiny memberikan nada retorika untuk perluasan, yang didukung oleh
Demokrat. Salah satu perluasan ini adalah
aneksasi Republik Texas pada 1845. Texas bergabung dengan Amerika Serikat setelah meninggalkan
Meksiko, sehingga Meksiko tidak menyukai hal ini, dan Amerika menginginkan wilayah Meksiko di Pantai Barat.Akibatnya,
Perang Meksiko-Amerika meletus. AS berhasil memenangkan perang ini, dan memperoleh wilayah
California dan
Amerika Serikat Barat Daya. Orang-orang di Utara tidak menyukai perang ini, karena mereka merasa perang ini hanya untuk keuntungan Selatan.
Pemisahan Utara dan Selatan
Pada tahun 1840-an dan 1850-an, Utara dan
Selatan kurang saling menyukai karena berbagai perbedaan, seperti:
- Ekonomi Utara berdasarkan pada industri, sedangkan Selatan berdasarkan agraris.
- Negara bagian Utara tidak memerlukan budak, sementara Selatan memerlukan budak.[89] Orang-orang di Selatan juga marah dengan buku-buku seperti Uncle Tom’s Cabin yang menyatakan bahwa perbudakan itu salah.
- Utara memiliki Partai Republik, sementara Selatan memiliki Partai Demokrat.
- Perbedaan pandangan mengenai kekuasaan pemerintahan federal.
Pejabat-pejabat pemerintahan berusaha membuat perjanjian untuk mencegah perang. Masalah perbudakan di wilayah baru sempat nampak akan selesai dengan adanya
Kompromi 1850 yang difasilitasi oleh
Henry Clay dari partai dan Whig
Stephen Douglas dari Demokrat. Kompromi ini meliputi penunjukkan California sebagai
negara bebas. Poin yang bermasalah dalam kesepakatan ini adalah
Undang-Undang Budak Buronan.
Akan tetapi, perjanjian-perjanjian ini tidak berhasil menghentikan perpecahan.
Kompromi 1820 dicabut pada 1854 dengan adanya
Undang-Undang Kansas-Nebraska, yang mempromosikan Senator Douglas atas nama "
kedaulatan rakyat" dan demokrasi. Peraturan ini mengizinkan masing-masing wilayah menetukan sendiri hukum tentang perbudakan. Kelompok antiperbudakan marah dan mendirikan
Partai Republik.
Orang-orang Utara dan Selatan mulai saling membunuh di
Kansas dalam suatu peristiwa yang disebut
Kansas Berdarah karena masalah perbudakan. Peristiwa ini disebut "Kansas Berdarah". Pada tahun 1859,
John Brown mengambil alih sebuah kota di
Virginia untuk menunjukkan bahwa perbudakan itu salah dan ia mencoba mengajak budak-budak melawan pemiliknya. Tokoh-tokoh lainnya yang memimpin pemberontakn budak antara lain
Gabriel Prosser (1800),
Denmark Vesey (1822),
Nat Turner (1831), dan (1859). Ini membuat Selatan melakukan pengawasan budak yang lebih ketat dan mengurangi
orang kulit hitam bebas. Keputusan Mahkamah Agung tahun 1857 dalam
Dred Scott v. Sandford memihak Selatan dan menyatakan bahwa perbudakan legal di Amerika Serikat. Keputusan ini membuat Utara marah.
Perang Saudara
Abraham Lincoln dari Partai Republik berhasil memenangkan pemilu pada tahun 1860. Setelah itu, sebelas negara bagian meninggalkan Amerika Serikat dan mendirikan Negara Konfederasi Amerika. Maka meletuslah Perang Saudara Amerika antara Utara dengan Selatan. Bersama dengan bagian barat laut Virginia, yang menjadi Virginia Barat, empat "negara bagian budak" tidak memisahkan diri dan kemudian dikenal sebagai negara bagian perbatasan.
Konfederasi memiliki jenderal yang lebih cakap daripada utara, akan tetapi memiliki lebih sedikit jalur kereta dan hampir tidak mempunyai pabrik senjata. Pada pertengahan perang, Lincoln mengumandangkan
Proklamasi Emansipasi yang akan membebaskan semua budak di Konfederasi, dan memperbolehkan orang kulit hitam bertempur dalam angkatan bersenjata Utara.
Berdasarkan
sensus tahun 1860, sekitar 8% pria kulit putih usia 13 hingga 43 tahun tewas dalam perang ini.
Rekonstruksi
Rekonstruksi berlangsung sejak Proklamasi Emansipasi Lincoln pada 1 Januari 1863 hingga
Kompromi 1877.
Lincoln terpilih kembali sebagai presiden pada tahun 1864. Akan tetapi, ketika menghadiri drama di Ford's Theatre,
Washington, D.C., ia ditembak oleh
John Wilkes Booth. Lincoln menjadi presiden Amerika pertama yang tewas dibunuh. Ia digantikan oleh
Andrew Johnson.
Kongres pada masa itu dikuasai oleh "
Republikan Radikal", yang ingin menghukum Selatan setelah Perang Saudara. Mereka tidak menyukai Johnson dan hampir menghentikan jabatannya. Pemerintahan Republik baru berhasil berkuasa dengan berbasis pada koalisi Mantan Budak,
Carpetbagger (pendatang baru dari Utara), dan
Scalawag (orang kulit putih Selatan).
Kongres mengirim banyak tentara ke Selatan dan memaksa Selatan menyetujui amandemen ke-14 dan 15. Selatan tidak menyukai hal ini, dan membuat
hukum "Jim Crow" yang menempatkan orang kulit hitam dalam peran-peran yang rendah dan memaksa mereka bekerja sebagai petani miskin. Orang Kulit Putih di Selatan juga mendirikan
Ku Klux Klan yang menyerang orang kulit hitam. Penegakan hukum yang tegas oleh Presiden Ulysses Grant melalui
Undang-Undang Ku Klux Klan pada 1870 berhasil membubarkan Klu Klux Klan. Akan tetapi, masih ada kelompok-kelompok paramiliter lainnya, seperti
Liga Putih dan
Kaus Merah yang berupaya menegakkan kembali kekuasaan politik kulit putih di Selatan selama 1870-an.
Jalur kereta api transkontinental selesai dibangun pada tahun 1869. Jalur ini membantu kemudahan transportasi di Amerika Serikat. Chicago, tempat jalur-jalur bertemu, menjadi pusat perdagangan antara Barat dan Timur.
Zaman Sepuhan
Pada 1890 produksi industri dan pendapatan per kapita Amerika adalah yang tertinggi di dunia. Untuk mengatasi utang yang besar dan rendahnya harga produk pertanian, para petani bergabung dengan
Partai Populis. Selain itu, Amerika Serikat didatangi oleh pendatang dari berbagai negara, seperti
Irlandia,
Italia,
Jerman,
Eropa Timur, dan
Cina.Sebagian besar dari mereka bekerja di pabrik-pabrik besar dan tinggal di kota besar, seperti
New York City,
Chicago, dan
Boston. Mereka biasanya menghuni apartemen yang kecil, miskin, dan berdekatan.Pendatang-pendatang ini seringkali digunakan sebagai "mesin politik". Mereka diberi pekerjaan dan uang, dengan imbalan suara dalam pemilu.
"Mesin-mesin politik" telah menguasai pemerintahan dalam dekade terakhir abad ke-19. Sebagian besar presiden terpilih karena mesin politik. Pemilik bisnis besar seringkali memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada pemerintahan. Contohnya adalah
John D. Rockefeller,
Andrew Carnegie, dan
J.P. Morgan.
Depresi yang parah di seluruh Amerika Serikat terjadi pada 1893. Depresi ini disebut
Kepanikan 1893 dan berdampak pada petani, pekerja, serta penguasaha karena harga, gaji, dan keuntungan menurun drastis. Akibatnya, Presiden
Grover Cleveland banyak disalahkan. Kericuhan buruh menimbulkan banyak serangan, yang paling terkenal adalah
Serangan Pullmanpada 1894.
Partai Populis memperoleh banyak dukungan dari para petani kapas dan gandum serta para penambang batu bara, namun pengaruhnya kalah oleh gerakan
Perak Bebas yang lebih populer. Kemakmuran kembali dialami Amerika Serikat di bawah pimpinan Presiden
William McKinley, yang mengalahkan
William Jennings Bryan dalam pemilihan umum.
Abad ke-20
Masa Progresivisme
"Sepuluh ribu mil, dari ujung ke ujung", kartun politik yang menggambarkan kekuasaan Amerika Serikat pada tahun 1898.
Pada
Era Progresif, terjadi
Gerakan progresif yang menyerukan modernitas dan reformasi. Politis terkemuka pada masa ini antara lain
Theodore Roosevelt,
Charles Evans Hughes, dan
Robert LaFollette dari Republik, serta
William Jennings Bryan dari Demokrat, yang mendukung reformasi progresif. Empat amandemen konstitusi baru, yaitu
Amandemen Keenambelas,
Amandemen Ketujuhbelas,
Amandemen Kedelapanbelas, dan
Amandemen Kesembilanbelas—yang berasal dari aktivisme progresif, membawa reformasi berupa pajak penghasilan federal, pemilihan langsung Senator, dan hak pilih perempuan.
Imperialisme
Pada tahun 1901,
Theodore Roosevelt menjadi presiden Amerika Serikat. Ia memiliki kebijakan luar negeri yang disebut "
Big Stick". Maksudnya ialah bahwa [AS] harus memiliki angkatan laut yang besar dan melakukan pengawasan terhadap
Amerika Latin. Antara tahun 1908 hingga 1930, Amerika Serikat beberapa kali mengirimkan tentara ke Amerika Latin. Selain itu, ketika Theodore Roosevelt masih menjabat, penggalian
Terusan Panama dimulai.
Woodrow Wilson terpilih sebagai presiden pada tahun 1912. Ia adalah seorang progresif, tetapi tidak sepenuhnya mirip Roosevelt. Pada tahun itu pula, Arizona menjadi negara bagian terakhir dari Amerika Serikat daratan, sehingga
Perbatasan Amerika pun berakhir. Inovasi yang muncul pada masa ini adalah
Kebijakan Pintu Terbuka, dimana kekuasaan imperial diberi akses setara untuk bisnis Cina, namun mereka tak diperbolehkan menguasai Cina.
Perang Dunia I
Amerika Serikat awalnya tidak ingin terlibat dalam
Perang Dunia I. Akan tetapi, karena:
Amerika menyatakan perang terhadap Jerman pada 6 April 1917. AS membantu Sekutu, dan pada musim panas 1928 mengirim banyak sekali pasukan di bawah Jenderal
John J. Pershing. dan perang berakhir setahun kemudian dengan kekalahan
Blok Sentral. Presiden
Woodrow Wilsonmeminta Jerman menggulingkan Kaisar dan menerima
Empat Belas Poin. Wilson juga mencoba mendirikan
Liga Bangsa-Bangsa, akan tetapi Amerika Serikat tidak bergabung karena kaum isolasionis di AS menolak traktat perjanjian. Setelah Perang Dunia I, sebuah
pandemi flu mewabah, dan menewaskan banyak orang di AS dan Eropa. Selain itu, seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menjadi salah satu negara terkaya dan terkuat di dunia.
Hak suara perempuan
Sekitar 1912
gerakan feminis, yang dulunya tumbuh dengan lambat, mulai bangkit kembali, menekankan pada tuntutan untuk kesetaraan dan mengklaim bahwa korupsi dalam politik Amerika harus dibersihkan oleh perempuan karena laki-laki tidak mampu melakukannya. Para pemrotes kemudian disebut
suffragette.
Alice Paul memimpin parade di ibukot adan kota-kota besar. Alice memisahkan diri dari
Asosiasi Hak Suara Perempuan Amerika Nasional (AHSPAN), yang lebih menyukai pendekatan yang lebih moderat dan mendukung Partai Demokrat dan Woodrow Wilson, yang dipimpin oleh
Carrie Chapman Catt. Alice mendirikan
Partai Perempuan Nasional yang lebih militan. Para pejuang hak suara ditangkapi pada piket "
Sentinel Sunyi" mereka di Gedung Putih, yang merupakan pertama kalinya cara tersebut dilakukan. Mereka kemudian dijadikan
tahanan politik.
Setelah Perang Dunia Pertama, semakin banyak negara bagian Barat yang memberi hak suara untuk perempuan. Salah satu tokoh perempuan pertama yang terpilih adalah
Jeannette Rankin dari Montana. Kongres meloloskan
Amandemen Kesembilan Belas pada 1919, dan perempuan berhak memilih pada 1920.
AHSPAN berubah menjadi
Liga Pemilih Perempuan, dan Partai Perempuan Nasional mulai menyerukan
Amandemen Kesetaraan Hak. Pada 1928, hak suara perempuan memperoleh kekuatan setelah kelompok Katolik menyadari perlunya suara perempuan untuk memilih
Al Smith, tokoh Katolik dari New York City. Sementara kelompok Protestan menggalang perempuan untuk memilih
Herbert Hoover
Periode antar perang: 1919–1939
Pada tahun 1920-an,
rasisme merebak. Ku Klux Klan semakin menguat dan mengincar orang kulit hitam,
Katolik,
Yahudi, dan imigran.
[138] Orang-orang menuduh imigran dan pemimpin buruh (yang dituduh sebagai
Bolshevik) bersalah atas perang dan masalah-masalah lain dalam sektor bisnis.
1920-an merupakan era ledakan ekonomi dan kesejahteraan bagi Amerika Serikat. Pada masa ini, banyak orang Afrika-Amerika yang pindah dari Selatan ke kota-kota besar seperti
New York City,
Chicago,
St. Louis, dan
Los Angeles. Mereka membawa musik
jazz, sehingga tahun 1920-an dijuluki sebagai "Zaman Jazz".
Seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menetapkan kebijakan luar negeri yang isolasionis. Hukum dan traktat yang mengakhiri perang disetujui. AS juga menolak menjual senjata kepada mantan sekutunya.
Warren G. Harding menjadi presiden pada tahun 1921. Ia meyakini bahwa jalan terbaik untuk memperbaiki ekonomi adalah bersahabat dengan bisnis-bisnis besar melalui pemotongan pajak dan pengurangan regulasi.Performa ekonomi berlangsung dengan baik di bawah kebijakan ini. Akan tetapi, jurang antara yang kaya dan miskin semakin melebar. Harding meninggal pada tahun 1923, dan
Calvin Coolidge menggantikannya. Seperti Harding, Calvin Coolidge meyakini bahwa pemerintah tidak boleh campur tangan dalam urusan bisnis, sehingga ia meneruskan banyak kebijakan Harding.Coolidge memutuskan untuk tidak menjadi kandidat dalam pemilu 1928 dan selanjutnya
Herbert Hoover menjadi presiden.
Pada tahun 1929,
Depresi Besar melanda Amerika Serikat.
Bursa efek jatuh, dan banyak bank kehabisan uang dan ditutup. Pada tahun 1932, lebih dari seperempat rakyat Amerika Serikat menjadi pengangguran.
Herbert Hoover, yang menjadi presiden pada saat itu, mencoba menghentikan Depresi, tetapi gagal.[148] Pada tahun 1932, ia dikalahkan oleh Franklin D. Roosevelt dalam pemilu. Franklin D. Roosevelt melancarkan kebijakan New Deal, yaitu rangkaian program pemerintah yang memberikan bantuan, pemulihan, dan reformasi. Contoh program pada New Deal adalah jaminan sosial, Works Progress Administration (pembangunan jalan, sekolah, gedung pemerintahan dan karya seni), dan Civilian Conservation Corps (memberikan anak muda pekerjaan untuk membantu lingkungan). Program-program seperti ini mempekerjakan jutaan warga Amerika, meskipun dengan gaji yang kecil. New Deal seringkali disebut sebagai periode yang "menyelamatkan kapitalisme" dan menghentikan Amerika menjadi negara komunis atau fasis.Meskipun New Deal berhasil meningkatkan ekonomi, kebijakan ini tidak mengakhiri Depresi Besar. Depresi ini diakhiri olehPerang Dunia II.
Perang Dunia II
Perang Dunia II meletus pada 1 September 1939, dan Amerika Serikat menyatakan mereka tidak ingin terlibat. Sebagian besar warga Amerika merasa AS sebaiknya tetap netral.
Pada 12 April 1945, Roosevelt meninggal dunia, dan digantikan oleh
Harry Truman.
Mussolini dieksekusi oleh
partisan Italia pada 28 April. Dua hari kemudian,
Adolf Hitler bunuh diri. Tentara Jerman menyerah di Italia pada 29 April dan di Eropa Barat pada 7 Mei.
Perang Dingin
Setelah Perang Dunia II,
Uni Soviet dan
Amerika Serikat menjadi dua adidaya dunia.
Perang Dingin merupakan periode ketegangan dan persaingan antara Soviet dan AS. Akan tetapi, tentara Amerika dan Soviet tidak pernah bertemu secara langsung dalam medan perang, namun bertempur secara tidak langsung, seperti dalam
Perang Korea (1950-an) dan
Perang Vietnam (1950-an-1970-an).Kedua perang tersebut merupakan perang antara pemerintah Utara yang komunis (didukung oleh Soviet dan
Republik Rakyat Tiongkok), dan pemerintahan Selatan yang dibantu oleh AS. Perang Korea berakhir dengan pembagian Korea, sementara perang Vietnam dimenangkan oleh Vietnam Komunis setelah AS mundur dari Vietnam. Selain itu, salah satu konflik penting pada masa ini adalah
Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962. Selama krisis ini, AS dan Uni Soviet berada pada posisi yang sangat dekat untuk saling menyerang dengan senjata nuklir.
Pada masa Perang Dingin, pemerintah mencoba mencari orang yang diduga sebagai Komunis. Orang yang diduga komunis akan kehilangan pekerjaan, masuk penjara, atau bakan terbunuh. Banyak aktor dan pengarang yang masuk ke daftar hitam. Peristiwa ini disebut sebagai "Red Scare".
Perlombaan senjata juga berlangsung antara Amerika Serikat dengan Soviet.Amerika Serikat banyak menghabiskan dana untuk proyek-proyek pertahanan.Selain perlombaan senjata, perlombaan luar angkasa juga berlangsung. Perlombaan ini dimulai ketika Soviet meluncurkan
Sputnik pada tahun 1957. Dalam beberapa tahun, baik AS maupun Soviet telah meluncurkan satelit, dan juga mengirimkan hewan dan manusia ke luar angkasa.Pada tahun 1969,
Apollo 11 berhasil mendaratkan
Neil Armstrongdan
Buzz Aldrin di
Bulan.
Kebijakan luar negeri Amerika Serikat berubah pada tahun 1970-an ketika AS meninggalkan Vietnam dan
Richard Nixon mengundurkan diri karena
skandal Watergate.Pada tahun 1970-an dan 1980-an, AS memiliki kebijakan "detente" (mengurangi ketegangan) dengan Uni Soviet. Di bawah kepemimpinan Nixon dan
Reagan, Amerika Serikat mengirimkan tentara dan uang ke negara-negara
Amerika Latin agar mereka tidak menjadi komunis.Pada masa ini pula, ekonomi menderita karena AS tidak memproduksi barang sebanyak dahulu, dan karena beberapa negara di
Timur Tengah melakukan embargo minyak.
Perang Dingin berakhir dengan runtuhnya Soviet pada Desember 1991.
Era setelah Perang Dingin
Setelah berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat menjadi "masyarakat post-industrial". AS juga mulai mengalami defisit perdagangan.
Timur Tengah menjadi penting dalam kebijakan luar negeri AS, karena Amerika memperoleh miliaran barel minyak dari Timur Tengah. Banyak negara di Timur Tengah tidak peduli dengan AS karena Amerika merupakan sekutu
Israel. Pada tahun 1991,
Amerika Serikat terlibat dalam
Perang Teluk untuk mengusir invasi
Irak dari
Kuwait.
George W. Bush memenangkan pemilu pada tahun 2000. Pada masa jabatannya,
Serangan 11 September terjadi. Akibat serangan tersebut,
World Trade Center runtuh, dan ribuan warga Amerika tewas. Bush lalu menyetujui
USA Patriot Act, yang memperbolehkan pemerintah untuk mengumpulkan informasi mengenai orang Amerika yang diduga sebagai teroris. AS dan
NATO lalu
pergi ke Afganistan untuk mencari
Osama bin Laden dan orang lain yang merencanakan Serangan 11 September. Selanjutnya, AS
menyerang Irak pada tahun 2003 karena Saddam Hussein diduga memiliki senjata pemusnah massal. Pada tahun 2005, Amerika Serikat bagian selatan dilanda oleh badai besar yang disebut
Badai Katrina. Partai Demokrat memenangkan kembali Kongres pada tahun 2006 karena warga Amerika tidak menyukai kebijakan Bush mengenai Perang Irak dan Katrina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar